Ada anekdot di Amerika “cuma satu google yang tidak tahu, dimana Tuhan berada”, anekdot ini muncul karena sekarang semua informasi yang kita butuhkan hampir semua bisa dicari lewat mesin pencari Google. Dengan algoritmanya google seakan menjadi sebuah perpustakaan super besar yang berisi pengetahuan tentang apa yang ada di seluruh dunia. Tidak berlebihan memang apalagi sejak diperbaharuinya algoritma mesin pencari ini situs-situs yang berisi sampah sudah jarang mendapatkan tempat di halaman pertama google. Tentang algoritma baru ini bisa dibaca di sini.
Tapi benarkah google dengan algoritmanya memberikan keakuratan terkait dengan suatu informasi. Secara teknis harusnya benar karena algoritma google salah satunya kepada seberapa banyak suatu informasi dari suatu halaman web dijadikan referensi oleh situs lain. Semakin banyak dia dijadikan referensi semakin berkualitas informasi tersebut.
Tapi menurut saya tidak bisa 100 % sebuah informasi yang didapat dari google memuat nilai kebenaran, terlepas dari konten-konten yang bersifat sampah sudah bisa direduksi oleh algoritma yang baru. Hal ini tidak sengaja saya temukan ketika iseng-iseng mencari dalil yang berhubungan dengan metode wujudul hilal dalam menentukan kapan masuk bulan baru. Dan apa yang saya temukan dalam hasil pencarian tersebut, alih-alih mendapatkan dalil yang digunakan sebagai landasan metode wujudul hilal malahan yang dihasilkan sebagian besar pendapat yang menyalahkan kriteria tersebut tanpa mendapatkan satu informasi yang memberikan informasi yang berimbang yang menjelaskan sesuai dengan kata kunci yang saya inginkan.
Contoh kasus ini bisa terjadi juga untuk kata kunci yang lainnya dimana suatu kata kunci ternyata diisi oleh informasi yang tidak memberikan fakta yang sesungguhnya. Bisa direkayasa ataupun bisa terjadi secara alami karena fakta tentang kata kunci tersebut sangat sedikit dan tidak diaku sebagai informasi yang valid oleh algoritma google.
Melihat adanya kelemahan yang dihasilkan oleh kecanggihan algoritma google ini, tetap diperlukan filter lain diluar teknologi itu sendiri yaitu manusianya. Apalagi untuk informasi-informasi yang membutuhkan nilai kebenaran yang akurat sehingga bisa diakui sebagai sebuah pengetehuan yang ilmiah. Termasuk di dilam ini adalah untuk dunia pendidikan. Seperti apa di dunia pendidikan, apakah dengan adanya google posisi guru yang selama ini menjadi salah satu sumber utama pengetahuan tidak diperlukan lagi? Saya akan coba ulas di tulisan selanjutnya.
Sekarang saya kembali membayangkan web semantik 😀